Pengalaman Sex Pertamaku
Diposting oleh
Unknown
di
07.24
Nama aku Vita. Sebenarnya itu bukan nama original aku, tapi nama samaran yg diberikan Arthur dalam kisahnya di Arthur : Snow, Ski dan Seks. Menurut orang, wajah aku kece sekali. Mataku yg sayu tidak jarang menciptakan laki-laki tergila-gila padaku. Aku sendiri tak Gram tetapi aku merasa laki laki tidak sedikit yg mau bersetubuh dgn aku. Aku suka saja lantaran kepada dasarnya aku pula suka ML. Aku dibesarkan di keluarga yg patuh beragama. Dari SD sampai SMP aku disekolahkan di suatu sekolah berlatar belakang agama. Sebenarnya dari kelas 6 SD, gairah seksual aku tinggi sekali tapi aku senantiasa sukses menekannya bersama membaca buku. Selesai SMP thn 2003, aku menambahkan ke SMA negara di kawasan Bulungan, Jakarta Selatan. Di hri mula-mula masuk SMA, aku telah cepat akrab dgn rekan-rekan baru bernama Vera, Angki & Nia. Mereka elegan, tajir & pintar. Dari mereka bertiga, tetap jelas yg bertubuh paling indah yaitu si Vera. Badan aku condong biasa saja namun berbuah dada gede sebab dahulu aku gemuk, tapi berkat diet ketat & olah raga gila-gilaan, aku sukses menurunkan berat tubuh namun payudaraku masihlah saja akbar. Di satu buah hri Sabtu, sepulang sekolah kami menginap ke hunian Vera di Pondok Indah. Hunian Vera akbar sekali & miliki kolam renang. Di hunian Vera, kami ngerumpi segala macam perihal sambil bermalas-malasan di sofa. Di sore hri, kami berempat tukar pakaian utk berenang. Di kamar Vera, dgn cueknya Vera, Angki & Nia telanjang didepanku utk merubah pakaian. Aku awalnya agak risih namun aku ikut-ikutan cuek. Aku melirik badan ke-3 kawan aku yg langsing. Ku lirik selangkangan mereka & bulu kemaluan mereka tercukur rapi bahkan Vera mencukur habis bulu kemaluannya. Tiba-tiba si Nia berteriak ke arah aku.. "Gile, jembut Vita lebat banget" Cash Vera & Angki menengok kearah aku. Aku jadi sedikit malu. "Dicukur dong Vita, enggak malu tuh sama celana dalam?" kata Angki. "Gue belum sempat cukur jembut" jawabku. "Ini ada gunting & shaver, cukur aja jika mau" kata Vera. Aku menerima gunting & shaver dulu mencukur jembutku di kamar mandi Vera. Angki & Nia tak menunggu lebih lama, mereka cepat menceburkan diri ke kolam renang sedangkan Vera menunggui aku. Sesudah coba memendekkan jembut, Vera masuk ke kamar mandi & menonton hasil aku. "Kurang pendek, Vita. Abisin aja" kata Vera. "Nggak berani, takut lecet" jawabku. "Sini gue bantuin" kata Vera. Vera dulu berjongkok di hadapanku. Aku sendiri posisinya duduk di kursi toilet. Vera terhubung lebar kaki aku dulu mengoleskan shaving cream ke kira kira vagina. Ada sensasi getaran menyelubungi tubuhku kala jari Vera menyentuh vaginaku. Dgn serentak Vera menyapu shaver ke jembutku & menggunduli seluruh rambut-rambut didaerah kelaminku. Tidak terasa jangka waktu 5 menit, Vera sudah selesai dgn karyanya. Beliau membawa handuk mungil dulu dibasahi dgn air seterusnya dirinya membersihkan sisa-sisa shaving cream dari selangkanganku. "Bagus kan?" kata Vera. Aku menengok ke bawah & menyaksikan vaginaku yg tidak memiliki rambut seperti bayi. OK pun kerjaannya. Vera dulu jongkok kembali di selangkanganku & membersihkan sedikit selangkanganku. "Vita, elo masihlah gadis ya?" kata Vera. "Iya, kok tau?" "Vagina elo rapat banget" kata Vera. Sekali-kali jari Vera terhubung bibir vagina aku. Nafasku mulai sejak memburu menahan getaran dalam tubuhku. Ada apa ini? Bertanya aku dalam hati. Vera melirik ke arahku dulu jarinya kembali memainkan vaginaku. "Ooh, Vera, geli ah" Vera nyengir nakal tetapi jarinya tetap mengelus-elus vaginaku. Aku memang jadi gila rasanya menahan perasaan ini. Tidak terasa aku menjambak rambut Vera & Vera jadi makin agresif memainkan jarinya di vaginaku. & saat ini dia perlahan mulai sejak menjilat vagina aku. "Memek anda wangi" "Jangan Vera" pinta aku tapi dalam hati mau tetap dijilat. Vera menjilat vagina aku. Bibir vagina aku di buka & lidahnya menyapu seluruhnya vagina aku. Klitorisku dihisap bersama keras maka nafas aku tersentak-sentak. Aku memejamkan mata menikmati lidah Vera di vaginaku. Tidak berapa lama aku merasakan lidah Vera mulai sejak naik kearah perut dulu ke dada. Hatiku berdebar-debar menantikan tindakan Vera berikutnya. Dgn lembut tangan Vera mengakses BH-ku dulu tangan kanannya sejak mulai meremas payudara kiriku sedangkan payudara kananku dikulum oleh Vera. Inikah yg namanya sex? Tanyaku dalam hati. 18 thn aku cobalah melamun kenikmatan sex & aku sama sekali tidak melamun bahwa pengalaman pertamaku dapat bersama satu orang wanita. Tapi nikmatnya luar biasa. Vera mengulum puting payudaraku sementara tangan kanannya telah kembali turun ke selangkanganku & memainkan klitorisku. Aku menggeliat-geliat menikmati sensualitas dalam diriku. Tiba-tiba dari luar si Nia memanggil.. "Woi, lama amat sangat di dalam. Ingin berenang enggak?" Vera tersenyum dulu berdiri. Aku tersipu malu seterusnya aku bergegas memanfaatkan pakaian berenang & kami berdua menyusul ke-2 rekan yg telah berenang. Di tengah malam hri selesai makan tengah malam, kita berempat nonton Televisi dikamar Vera. Oiya, orang lanjut usia Vera sedang ke luar negara sedangkan kakak Vera lagi ke luar kota karenanya hunian Vera kosong. Sesudah bosan menyaksikan Televisi, kami menggosipkan beberapa orang di sekolah. Pembicaraan kami ngalor-ngidul sampai Vera menciptakan topik baru dgn siapa kita ingin bersetubuh di sekolah. Angki & Nia telah tak gadis sejak SMP. Mereka berdua menceritakan pengalaman sex mereka & Vera pun menceritakan pengalaman seksnya, aku cuma mendengarkan kisah-kisah mereka. "Kalau gue, gue horny liat si Ari anak kelas I-6" kata Nia. "Iya sama dong, namun gue liat horny liat si Marcel. Kelihatannya kontolnya agung deh" kata Angky. "Terus jelas ya, gue dari dahulu horny banget liat si Alex. Tidak Jarang banget gue bayangin kontol ia muat enggak di vagina gue. Sorry ya Vera, gue kan tau Alex pria elo" kata aku sambil tersenyum. "Hahaha, nggak apa-apa lagi. Tidak Sedikit kok yg horny liat dirinya. Si Angky & Nia pula horny" kata Vera. Kami berempat dulu tertawa bersama-sama. Di hri Senin sesudah pulang sekolah, Vera menarik tangan aku. "Eh Vita, beneran nih elo tidak jarang mikirin Alex?" "Iya sih, mengapa? Nggak apa-apa kan gue ngomong gitu?" bertanya aku. "Nggak apa-apa kok. Gue orangnya nyantai aja" kata Vera. "Pernah kepikiran enggak ingin ML?" Vera kembali tanya. "Hah? Bersama siapa?" bertanya aku terheran-heran. "Dengan Alex. Semalam gue narasi ke Alex & Alex ingin aja ML bersama kamu" "Ah gila loe Vera" jawab aku. "Mau enggak?" desak Vera. "Terus anda sendiri bagaimanakah?" bertanya aku bersama heran. "Saya sih cuek aja. Kalo mampu bikin sahabat gemar, mengapa enggak?" kata Vera. "Ya boleh aja deh" kata aku bersama deg-degan. "Mau kini di rumahku?" kata Vera. "Boleh" Aku naik mobil Vera & kami berdua cepat meluncur ke Pondok Indah. Setiba di sana, aku mandi di kamar mandi sebab panas sekali. Sambil mandi, perasaan aku antara tegang, menyukai, merinding. Seluruh bercampur aduk. Selesai mandi, aku ke luar kamar mandi mengenakan BH & celana dalam. Aku pikir tak ada orang di kamar. Aku duduk di meja rias sambil menyisir rambutku yg panjang. Tiba-tiba aku kaget lantaran Vera & Alex muncul dari balkon kamar Vera. Rupanya mereka berdua sedang menunggu aku sambil mengobrol di balkon. "Halo Vita" kata Alex sambil tersenyum. Aku membalas tersenyum dulu berdiri. Alex memperhatikan tubuhku yg cuma ditutupi BH & celana dalam. Badan Alex sendiri tinggi & tegap. Alex tetap campuran Belanda Menado maka nampak amat sangat kasep. "Hayo, cepat aja. Janganlah grogi" kata Vera bagaikan germo. Alex dulu menghampiriku setelah itu dia mencium bibirku. Inilah perdana kali aku dicium di bibir. Perasaan hangat & getaran menyelimuti seluruhnya tubuhku. Aku membalas ciuman Alex & kita berciuman saling berangkulan. Aku melirik ke Vera & aku menyaksikan Vera sedang pindai pakaian seragamnya ke daster. Alex sejak mulai meremas-remas payudaraku yg berukuran 34C. Aku terhubung BH-ku maka Alex bersama gampang bakal meremas semua payudara. Tangan kirinya diselipkan kedalam celana dalamku dulu vaginaku yg tak ditutupi sehelai rambut sejak mulai dirinya usap dgn perlahan. Aku menggelinjang merasakan jari jemari Alex di selangkanganku. Alex dulu mengangkat tubuhku & dibaringkan ke area tidur. Alex terhubung pakaian seragam SMA-nya hingga beliau telanjang bulat di hadapanku. Mulut aku terbuka lebar menyaksikan kontol Alex yg agung. Sewaktu ini aku melamun kontol Alex & saat ini aku menonton dgn mata kapala sendiri kontol Alex yg berdiri tegak di depan mukaku. Alex menyodorkan kontolnya ke muka aku. Aku serentak menyambutnya & mulai sejak mengulum kontolnya. Rasanya tak barangkali muat semua kontolnya dalam mulutku namun aku cobalah sebisaku menghisap semua batang kontol itu. Aku merasakan tangan Alex kembali memainkan vaginaku. Gairah aku mulai sejak memuncak & hisapanku makin kencang. Aku melirik Alex & kulihat dia memejamkan matanya menikmati kontolnya dihisap. Aku melirik ke Vera & Vera nyatanya tak mengenakan pakaian sama sekali & dirinya telah duduk di ruang tidur. Alex dulu membalikkan tubuhku maka aku dalam posisi menungging. Aku sedang bingung sebab menyaksikan Vera bersimpuh dibelakang aku. Ah nyatanya Vera kembali menjilat vagina aku. Nafas aku memburu bersama keras menikmati jilatan Vera di kemaluan aku. disebelah kanan aku ada satu buah kaca akbar dipaku ke dinding. Aku melirik ke arah kaca itu & aku menyaksikan si Alex yg sedang menyetubuhi Vera dalam posisi doggy style sedangkan Vera sendiri dalam kondisi disetubuhi sedang menikmati vaginaku. Wah ini mula-mula kali aku menonton ini. Aku menyaksikan wajah Alex yg rupawan sedang sibuk ngentot bersama Vera. Gairah wajah Alex menciptakan aku makin horny. Sekali-kali lidah Vera menjilat anus aku & kepalanya terbentur-bentur ke pantat aku lantaran tekanan dari badan Alex ke badan Vera. Tak berapa lama, Alex menjerit bersama keras sedangkan Vera tubuhnya mengejang. Aku menyaksikan kontol Alex dikeluarkan dari vagina Vera. Air maninya tumpah ke tepi ruang tidur. Alex nampak terengah-engah namun matanya cepat tertuju ke vagina aku. Bagaikan sapi yg dapat dipotong, Alex bersama mata liar mendorong Vera ke samping dulu beliau menghampiri diriku. Alex mengarahkan kontolnya yg masihlah berdiri ke vaginaku. Aku telah tidak jarang mendengar mula-mula kali sex dapat sakit & aku sejak mulai merasakannya. Aku memejamkan mata bersama erat merasakan kontol Alex masuk ke vaginaku. Aku menjerit menahan perih disaat kontol Alex yg gede cobalah memasuki vaginaku yg tetap sempit. Vera meremas lenganku buat menunjang menahan sakit. "Aduh, tunggu dong, sakit nih" keluh aku. Alex mengeluarkan sebentar kontolnya selanjutnya kembali beliau masukkan ke vaginaku. Kali ini rasa sakitnya perlahan-lahan menghilang & sejak mulai berganti kerasa nikmat. Oh ini yg namanya kenikmatan surgawi pikir aku dalam hati. Kontol Alex terasa seperti memenuhi seluruhnya vaginaku. Dalam posisi nungging, aku merasakan energi Alex yg teramat gede. Aku cobalah mengimbangi aktivitas badan Alex sambil menggerakkan tubuhku maju mundur tapi Alex menampar pantatku. "Kamu diam aja, enggak usah bergerak" jelasnya dgn galak. "Jangan galak-galak dong, takut nih Vita" kata Vera sambil tertawa. Aku ikut tertawa. Vera berbaring di sebelahku setelah itu beliau mendekatkan wajahnya ke diriku dulu dia mencium bibirku! Wah, bertubi-tubi perasaan menyerang diriku. Aku memang merasakan seluruhnya perasaan sex dgn laki laki & perempuan dalam satu hri. Awalnya aku membiarkan Vera menjilat bibirku tapi lama kelamaan aku mulai sejak terhubung mulutku & lidah kami saling bersaing. Aku merasakan tangan Alex yg kekar meremas-remas payudaraku sedangkan tangan Vera membelai rambutku. Aku tidak mau ketinggalan, aku mulai sejak ikut meremas payudara Vera yg aku taksir berukuran 32C. Kurang lebih lima menit kita bertiga saling berikan kenikmatan duniawi hingga Alex mencapai puncak & dirinya ejakulasi. Aku sendiri merasa rasanya telah orgasme kira kira 4 kali. Alex mengeluarkan kontolnya dari vaginaku & Vera segera menghisap kontolnya & menelan seluruhnya air mani dari kontol Alex. Aku menyaksikan Alex mendapati kantong celananya & membawa sesuatu seperti obat. Dirinya menelan obat itu bersama segelas air di meja rias Vera. Aku menyaksikan kontol Alex yg tetap berdiri tegak. Dalam hati aku bertanya-tanya bukankah tiap-tiap kali laki laki ejakulasi tentu kontolnya bakal lemas? Mengapa Alex tak lemas-lemas? Belakangan aku tau nyata-nyatanya Alex memakan semacam obat yg sanggup menciptakan kontolnya konsisten tegang. Sesudah minum obat, Alex menyuruh Vera berbaring ditepi ruangan tidur dulu Alex kembali ngentot dgn Vera dalam posisi missionary. Vera memanggil aku dulu aku diminta berbaring di atas badan Vera. Dgn terheran-heran aku ikuti keinginan Vera. Aku menindih badan Vera namun lantaran kaki Vera sedang ngangkang lantaran dalam posisi ngentot, terpaksa kaki aku bersimpuh di sebelah kiri & kanan Vera. Aku serentak mencium Vera & Vera melingkarkan lengannya ke tubuhku & kami berdua berciuman bersama mesra. Aku merasakan tangan Alex menggerayangi semua pantatku. Dirinya terhubung belahan pantatku & aku merasakan jarinya memainkan anusku. Aku menggumam disaat jarinya cobalah disodok ke anusku namun Alex tak menyambung. Sekian Banyak menit setelah itu, Vera menjerit bersama keras. Tubuhnya mengejang ketika air mani Alex kembali tumpah dalam vaginanya. Aku cobalah turun dari pelukan Vera tapi Vera memeluk tubuhku bersama keras maka aku tak sanggup bergerak. Tidak disangka, Alex kembali menyodorkan kontolnya ke vaginaku. Aku yg dalam posisi nungging di atas badan Vera tak dapat menolak menerima kontol Alex. Alex kembali memompakan kontolnya dalam vaginaku. Aku sebenarnya rasanya telah lemas & hasilnya aku pasrah saja disetubuhi Alex bersama liar. Tapi dalam hatiku aku gemar sekali dientotin. Berkali-kali kontol Alex ke luar masuk dalam vaginaku sedangkan Vera konsisten menerus mencium bibirku. Kali ini aku rasa tak hingga 3 menit Alex ngentot dgn aku lantaran aku merasakan cairan hangat dari kontol Alex memenuhi vaginaku & Alex berseru dgn keras merasakan kenikmatan yg dia peroleh. Aku sendiri melenguh bersama keras. Seluruhnya otot vaginaku rasanya seperti mengejang. Aku cengkeram badan Vera bersama keras menikmati sensual dalam diriku. Alex dulu dalam kondisi lunglai membaringkan dia ke ruangan tidur. Vera menyambutnya sambil mencium bibirnya. Mereka berdua saling berciuman. Aku berbaring di sebelah kiri Alex sedangkan Vera di sebelah kanannya. Kita bertiga tertidur hingga jam 5 sore. Sesudah itu aku diantar pulang oleh Vera.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar